Laman

Jumat, 01 November 2013

Modernitas Dalam Balutan Tradisional Kain Ulos Menjadi Mahakarya Indonesia Yang Mendunia




Suku batak atau yang disebut masyarakat setempat dengan Bangso batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia yang terletak di Sumatera Utara, tepatnya di Tapanuli. Suku batak sendiri terbagi dalam sub batak diantaranya Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Sama halnya dengan bahasa yang mereka pakai, di setiap sub batak memiliki masing-masing bahasa tersendiri sebagai bahasa sehari-hari didalam berkomunikasi. Kekayaan suku budaya yang batak miliki, tidak semata-mata menjadi sebuah perbedaan, namun menjadi suatu paduan harmonisasi yang membuat masyarakat setempat hidup dengan damai. Kain ulos yang sebagai alat dalam mempersatukan adat batak menjadi baju istiadat untuk suku batak yang dikembangkan secara turun temurun oleh masyarakat batak Sumatera.



Ulos biasanya benbentuk selendang yang melambangkan ikatan kasih sayang antara orang tua dan anaknya maupun antara seseorang dengan orang lain, seperti yang tercantum dalam filsafat batak yang berbunyi : " Ijuk pangihot ni hodong, Ulos pangihot ni holong. " atau dalam bahasa Indonesia yang artinya " ijuk pengikat pelepah pada batangnya dan ulos pengikat kasih sayang diantara sesama".

Fungsi awal ulos adalah untuk menghangatkan badan, namun seiring berkembangnya zaman, ulos memiliki fungsi simbolik untuk hal-hal lain dalam segala aspek kehidupan orang batak, yang selalu dipakai dalam setiap acara adat batak. Ulos sendiri tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Batak karena ulos memiliki ' raksa ' sendiri-sendiri, yang artinya mempunyai sifat, keadaan,fungsi dan hubungan dengan hal atau benda tertentu yang berkaitan dengan batak. Mulai dari kelahiran, pernikahan, kematian, ulos akan selalu menjadi pendamping dalam setiap pertumbuhan masyarakat ' Bangso Batak '.

Untuk masyarakat batak, dalam acara istiadatnya sering kita mendengar kata ' mangulosi ' dimana artinya memberikan ulos sebagai simbol merestui setiap langkah yang diambil oleh seorang anak yang diberikan ulos tersebut.  Tondi ( roh ) menurut orang batak harus di ulosi juga, tujuannya untuk kaum pria agar berjiwa keras dan memiliki sifat-sifat kejantanan serta kepahlawanan, dan untuk kaum perempuan bertujuan agar memiliki ketahanan untuk melawan guna-guna dan kemandulan.

Ulos juga digunakan sebagai costum di dalam  melakukan tarian tortot ( tarian batak ). Biasanya untuk pria ulos dililitkan menjadi celana dan juga diselempangkan diatas bahu mereka dengan bertelanjang dada, sedangkan dalam wanita dilitkan diseluruh tubuh yang befungsi sebagai baju dan rok.




Seiring bertumbuhnya pola pikir masyarakat batak, ulos kemudian diangkat untuk dijadikan bahan dari sebuah baju, tas dan berbagai kreasi benda lainnya. Berbagai kreasi dilakukan oleh pengrajin tenun ulos mulai dari mengkolaborasikan ulos dan batik seperti yang kita lihat dalam photo contest Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia  karya Arifin yang bejudul Gotong Simalungun. Tujuannya adalah mempromosikan ulos dan mengangkat tenunan yang menjadi Mahakarya masyarakat batak agar tidak terkikis oleh zaman modernitas ini.

Kemajuan teknologi membuat ulos semakin berkembang dan dilirik oleh pengamat serta perancang busana. Beragam designer kemudian mengolah dan mengkreasikan pikiran mereka kedalam sebuah kain ulos sehingga menghasilkan sebuah mahakarya yang diakui di mata dunia. Mulai dari dipamerkannya di dalam beberapa fashion show Indonesia sampai dilirik dan dipresentasikan di mata dunia.

Belakangan ini, salah satu designer muda berdarah batak Merdi Sihombing, memperkenalkan design nya dengan bahan dasar ulos di Jakarta fashion week yang berjudul "  Travel in Cloth, Partonun Ulos " kemudian mendapat sambutan hangat dari pemerintah Belanda sehingga diadakannya fashion show di Belanda yang bertemakan Ulos. Satu langkah konkrit pemuda Indonesia didalam mempromosikan Mahakarya Bangsa Indonesia ini dimata dunia.







Mengangkat kembali budaya dan seni bangsa kita, menunjukkan satu bentuk di dalam melestarikan kekayaan alam yang Indonesia punya. Sehingga kebudayaan kita tak tertutupi oleh kemajuan peradaban dunia. Modernitas dalam balutan tradisional kain ulos menjadi mahakarya Indonesia yang mendunia. Proud to be Batak !! Proud to be Indonesia !!

2 komentar:

  1. Jadi tau lebih ttg ulos. Ternyata keren juga kalau dijadiin dress modern yah. Nice post, Frans

    BalasHapus
  2. makasih mbak grace... budaya kita memang kaya

    BalasHapus